Jumat, 22 Mei 2009

Lembaran Baru

Bahkan jurus mabuk sekalipun tetap memerlukan tumpuan dan terikat pada gravitasi

Itulah simpulan perenunganku selama beberapa waktu belakangan, dan setelahnya aku memutuskan untuk menempuh lembaran baru. Semua yang telah terjadi menjadi bahan pelajaran-pengalaman yang sangat berharga. Ke depan, akan kupertaruhkan segenap kemampuanku.

kurasa, inilah pelajaran termahal yang pernah kujalani, kiranya Tuhan menolongku untuk berhasil mempergunakan intisari dari semua ini.

23 Mei 2009. 02.12

Jumat, 13 Maret 2009

SEPATU KAYU CINDERELLA

Cinderella panik
Memandang sepatu kanannya yang melambai lembut di pucuk arus banjir
“Tolong…sepatuku..sepatuku…” jeritnya di antara orang-orang yang melongo
semua diam, sampai seorang pemuda berpuisi. Dari badannya yang kerempeng itu terlihat jelas posisi tulang-tulang rusuknya, bibirnya biru, dan siapa yang tahu, apalagi yang mengerut di tubuh kisutnya yang menggigil itu?

“Maaf Nona… bukan tak mau membantu
Padi kami hancur
Ternak kami tenggelam
rumah kami lenyap
Demi sebelah sepatu, rasanya tak berani
mempertaruhkan selembar nyawa yang tersisa
penghangat badan yang mengerut ini…”

Suara perut yang lapar menjadi penutup monolognya kali itu. Orang-orang yang tadinya lesu memandangi seluruh sejarah hidupnya ditelan banjir, tertawa terbahak-bahak.

Cinderella tertunduk geli, hendak tersenyum tapi malu, lalu melepas sepatu kirinya,
menyerahkannya pada tubuh air di bawah
Apa boleh buat…ternyata Sang Pangeran tidak muncul kali ini
Ia memang lebih baik membantu rakyatnya yang sengsara
Tapi, siapa tahu, di suatu tempat di luar sana,
seorang pangeran lain menemukan sepatu ini
(atau jangan-jangan, zaman ini memang tak melahirkan pangeran lagi?)

Di tepi laut, seorang nelayan tua menebar jalanya dengan tersengal
Setiap kali banjir di hulu sungai, ikan-ikan di muara pergi entah ke mana.
Terkutuklah mereka yang menebangi hutan-hutan seenaknya dan mencemari laut ini

Tapi setiap kali, bagaimanapun, memang harus ada yang dibawa pulang, itu janjinya
Setiap kali, kepada diri sendiri
Ikan, botol, atau plastik, atau kaleng
sama saja, yang penting jadi duit
Sampai ketika sebuah sepatu kayu yang cantik menyangkut di jalanya
dia terdiam dan kagum
Membayangkan kaki mungil seorang putri yang begitu pas di sana
Membayangkan masa mudanya yang penuh gejolak dan hasrat berapi-api
Banteng liar, begitu julukannya dulu, melegenda di seluruh pelabuhan

Tapi, zaman berlalu membuatnya realistis
Sepatu cantik, tanpa sebelah lagi, apa gunanya
Ia memandang cermat dan mengayuh melewati bangkai, batang-batang pisang, rumput, dan ribuan benda-benda penyok, tapi tak menemukan apa yang dicari
Sampai matahari meninggi
Di tepi dermaga, kopi dijerang mendidih di atas api dari sepatu kayu
Yogyakarta, 2008

Selasa, 13 Januari 2009

about friendship

Bagian ini kuambil dari sebuah sms yang dikirim oleh seorang teman lama setelah pergantian tahun baru. Karena lowbatt, hp kumatikan dan pesan ini baru kubaca sekitar jam lima pagi, di atas kereta api dalam perjalanan dari Yogyakarta. Beberapa jam sebelum Bandung, aku terus berpikir dan berpikir sampai bisa menemukan kata-kataku sendiri untuk menjawab sms tersebut. For me, this message has a very deep meaning, makanya kukutipkan lengkap di sini, sesuai format yang kuterima, tentu saja tanpa menyebutkan sumber yang bersangkutan..

01.01.2009 01:52

Friendship is a
promise made in
the heart..
silently..
unwritten..
unbreakable by
distance.
unchangeable by
time..
Happy New Year
2009
All d best..
^^

_____________________________________________________
Aku hanya bisa tambahkan, "Berbahagialah mereka yang bisa menemukan keindahan dan kekuatan dalam kata-kata, dan dengan tulus membagikannya pada dunia.."

Dan tentu saja "TERIMAKASIH!" untuk jalinan kata bermakna tersebut

Senin, 12 Januari 2009

cerita setelah purnama tahun baru

Purnama bersinar garang menelanjangi seluruh daratan di bawahnya sampai ke pucuk bunga-bunga yang teronggok layu di atas pekuburan, dan sisakan sejenis kilatan di atas nisan putih yang berdiri kaku sejak siang hari tadi.

Besok, ketika matahari kembali berkuasa, yang tersisa kemudian hanyalah bayang-bayang hitam yang tajam terbentang di tanah retak terbelah dan sesekali ditutupi debu yang beterbangan ganas

Seseorang bergegas di antara gedung-gedung ambruk, tutupi hidungnya ketika melewati mobil-mobil ringsek, tapi masih bisa mencium bau ban karet terbakar dan aroma sangit daging hangus terpanggang

Tiba-tiba dia tertegun, seakan mendengar kembali jerit gembira dari bocah-bocah yang biasa bermain di pojok jalan itu

Dia tertunduk sejenak setelah melihat berkeliling, tak ada anak-anak bermain, dan dia sadar baru terbawa arus kenangannya sendiri

Dan bahwa anak-anak itu sudah diantarkannya ke kuburan bersama rombongan yang besar, dan masing-masing anak mereka beri hadiah nisan putih yang mungil

Dan bahwa masih banyak orang yang ingin menggambar ulang peta bumi dan merevisi batas-batasnya, dengan cara apapun

Dan untuk itu, men-delete tawa riang bocah-bocah kecil bukanlah persoalan besar

11 Januari 2009

Selasa, 21 Oktober 2008

PERNAH-171002008

Pernah kucintai dirimu, Perempuan,
walau tak kupahami arti cinta
Bahkan ketika benteng kaca di sekelilingmu kian tinggi dan tebal
Kaca itu kuat, tetapi getas (maka keruntuhannya pasti membawa luka)
Maka dari seberang sini, kukatakan saja
Pernah kucintai dirimu, Perempuan,
walau belum juga kupahami arti cinta

09102008-akhirnya hujan turun

akhirnya hujan turun
sepanjang malam tadi, membonceng beberapa petir menggelegar
rumput-rumput kembali akan tumbuh di tanah
yang sering kutulisi namamu
kemarin sore, entah mengapa juga masih kulakukan hal yang sama
dan hujan itu pasti sudah menghapusnya
tapi diam-diam aku ragu…kian ragu
saat sebuah pertanyaan berkelebat saat kilat menyergap
benarkah hanya hujan itu saja yang melakukannya?
Lalu muncul-mengatasi deru hujan-bisikan
“bukan hanya hujan itu saja yang menghapusnya…bukan hanya hujan…”
maka diam-diam kudengarkan detak-detak jam di dinding, yang seperti selalu berahasia di antara detik-detiknya

DEFINISI SUNYI-06102008

Sunyi adalah…
Jeda panjang yang tercipta setelah lagu sumbang mengalun dari kerongkongan seorang bocah pengamen di simpang jalan, dan selanjutnya hanya malam hitam-bukan uang receh-yang meluncur pasti ke dalam wadah plastik kosong di tangannya…